sejarah dakwah islam daulah abbasiyah. sistem kepemerintahan dan bentuk negara, struktur politik, dan metode dakwah daulah abbasiah. (Psikologi Motivasiku).
SEJARAH DAKWAH ISLAM DAULAH ABBASIYAH
Di susun oleh :
Yogi Abdul Aziz
Yogi Abdul Aziz
YOGYAKARTA
2012/2013
A.
Dakwah Masa Daulah Abbasiyah
1)
Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan
Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan
penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman nabi Muhammad SAW.
2)
Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad
ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H.
3)
Abdullah al-Saffah dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul
awwal
132 H. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dari tahun 750-1258 M (Syalaby,1997:44).
132 H. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dari tahun 750-1258 M (Syalaby,1997:44).
B. Sistem
Pemerintahan dan Bentuk Negara
Pada zaman
Abbasiyah konsep kekhalifahan berkembang sebagai sistem politik.
Menurut pandangan para pemimpin Bani Abbasiyah, kedaulatan yang ada pada
pemerintahan (Khalifah) adalah berasal dari Allah, bukan dari rakyat sebagaimana
diaplikasikan oleh Abu Bakar dan Umar pada zaman khalifahurrasyidin. Hal ini dapat
dilihat dengan perkataan Khalifah Al-Mansur “Saya adalah sultan Tuhan diatas buminya”.
Menurut pandangan para pemimpin Bani Abbasiyah, kedaulatan yang ada pada
pemerintahan (Khalifah) adalah berasal dari Allah, bukan dari rakyat sebagaimana
diaplikasikan oleh Abu Bakar dan Umar pada zaman khalifahurrasyidin. Hal ini dapat
dilihat dengan perkataan Khalifah Al-Mansur “Saya adalah sultan Tuhan diatas buminya”.
Pada zaman
Dinasti Bani Abbasiyah, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai
dengan perubahan politik, sosial, ekonomi dan budaya.
C.
Sistem politik yang dijalankan oleh Daulah Bani Abbasiyah I antara
lain :
1)
Para Khalifah tetap dari keturunan Arab, sedang para menteri,
panglima, Gubernur dan para pegawai lainnya dipilih dari keturunan Persia dan
mawali .
2)
Kota Baghdad digunakan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat
kegiatan politik, ekonomi sosial dan kebudayaan.
3)
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu yang sangat penting dan
mulia .
4)
Kebebasan berfikir sebagai HAM diakui sepenuhnya .
5)
Para menteri turunan Persia diberi kekuasaan penuh untuk
menjalankan tugasnya dalam pemerintah (Hasjmy, 1993:213-214)
D.
Struktur politik pemerinthan Daulah
Abbasiyah;
1)
Pimpinan tertinggi (Khalifah) kemudian dibantu
kementrian (wizarat): Wazir (PM), Menteri, Gubernur, dan Panglima Perang.
Sentralisasi dan adanya ketatanegaraan melalui Sekretariat Negara (diwan
kitabah).
2)
Dominasi bangsa
Persia selama satu abad ini menandai kemajuan dan kegemilangan masa
pemerintahan daulah ini. Kegemilangan masa Daulah Abbasiyah terjadi pada masa
Khalifah Harun al-Rashid dan putranya al-Ma’mun, ditandai dengan kemajuan pesat
dalam bidang kebudayaan ilmu
pengetahuan, kesusasteraan dan arsitektur, politik dan ekonomi.
E.
Metode Dakwah Bani Abbasiyah
1)
Dakwah Dalam Bidang Kebudayaan
Sebagaimana
diketahui sebelumnya bahwa kebebasan berpikir diakui sepenuhnya sebagai hak
asasi setiap manusia oleh Daulah Abbasiyah. Oleh karena itu, pada waktu itu
akal dan pikiran benar-benar dibebaskan dari belenggu taqlid, sehingga orang
leluasa mengeluarkan pendapat. Berawal dari itu, zaman pemerintahan Abbasiyah
awal melahirkan 4 Imam Madzhab yang ulung, mereka adalah Syafi’i, Hanafi,
Hambali, dan Maliki. Disamping itu, zaman pemerintahan Abbasiyah awal itu juga
melahirkan Ilmu Tafsir al-Quran dan pemisahnya dari Ilmu Hadits. Sebelumnya,
belum terdapat penafsiran seluruh al-Quran, yang ada hanyalah Tafsir bagi
sebagian ayat dari berbagai surah, yang dibuat untuk tujuan tertentu (Syalaby,
1997:187).
Dalam negara
Islam di masa Bani Abbassiyah berkembang corak kebudayaan, yang berasal dari
beberapa bangsa. Apa yang terjadi dalam unsur bangsa, terjadi pula dalam unsur
kebudayaan. Dalam masa sekarang ini berkembang empat unsur kebudayaan yang
mempengaruhi kehidupan akal/rasio yaitu Kebudayaan Persia, Kebudayaan Yunani,
Kebudayaan Hindi dan Kebudayaan Arab dan berkembangnya ilmu pengetahuan.
Dibukukannya karya-karya ilmu pengetahuan,
Dibangunnya Bait al-Hikmah,
Perpustakaan tersbesar yang menjadi pusat ilmu pengetahuan,
Kajian dan penelitian (observatory).
Di kota Baghdad ini menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan Bani Abbasiyah yang didatangi oleh para ilmuawan, sasterawan dll.
Sehingga saya
dapat menyimpulkan, pada Masa Daulah Bni Abbasiyah ini lebih menekankan kepada
ilmu pengetahuan (ijtihad) daripada peperangan perluasan wilayah.
2)
Usaha-usaha Dakwah Pada Masa Pemerintahan Dinasti Bani Abbas
Masa pemerintahan
dinasti Abbasiah merupakan masa keemasan bagi dunia islam, karena pada masa ini
perkembangan islam sangat meningkat, salah satumya adalah usah dalam rangka
memajukan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu agama.
3) Kemajuan
Ilmu Pengetahuan
a. Ilmu Tafsir : kodifikasi
karya tafsir (Ath-Thabary)
b. Ilmu Hadits
& Fiqh : (imam empt madzhab) /
ü
Syihabuddin Az-Zuhri (120 H),
ü
Imam Mallik ibn Anas ibn Abi Amr
al-Ashbali (179 H),
ü
(Muhammad ibn Idris al-Syafi’I (150-204H). menghasilkan tiga karya
besar dalam tiga bidang ilmu, al-Umm dalam bidang Fiqih, Ar-Risalah dalam
biudang Ushulul fiqh, dan Fiqih al-Akbar dalam bidang Ilmu kalam.),
ü
Bukhori (256 H),
ü
Muslim (261 H),
ü
Abu Dawud (275 H),
ü
Tirmidzi (279 H),
ü
An-Nasa'i (303 H),
ü
Ibnu Majah (273 H)
c. Ilmu Kalam : Washil bin Atha' (Kalam Mu’tazilah), aliran mu’tazilah yang dirintis oleh wasil al-atha pada zaman umayah
diteruskan oleh murid-muridnya dan dikembangkan. Toko mu’tazialah kedua adalah
Amr ibn Ubaed (699- 757 M). gagasan pokok yang menjadi ajaran mu’tazilah adalah
al-Amr bi al-Ma’ruf wa al-nahyan al-Munkar , Hasan al-Asy'ary,
d. Ilmu
Tashawwuf: al-Qusyairi
(465 H).
e. Ilmu Bahasa: Syibawahi (153 H), Al-Kisa'i (190 H).
f. Penerjemahan: berpusat di Baitul Hikmah.
g. Ilmu
Kedokteran:
ü
(Zakaria al-Rozi (865-925 H) ahli kedokteran klinis. Dan penerus ibn hayyam dalam pengembangan ilmu
kimia.
ü
Ibnu Sina (Qanun ath-Thibb-1037 H) ahli dalam bidang
kedoktoran filsafat. Karya besarnya dalam bidang kedoktoran adalah al-Danun fi
al-Thib. Buku ini selama lima abad menjadi buku pegangan di
Universitas-universitas Eropa.
h. Ilmu fisika : Al-faraby seorang filosof yang juga ahli dalam fisika, ia menulis kitab
al-musiqa dan masih banyak karya tulis yang lainnya.
i.
Ilmu antropologi : Abu Rahan Muhammad
al-Biruni yang diberi gelar oleh Akbar S. Akhmad dengan gelar ahli Antropologi
pertama (bapak Antropologi). Argumentasinya adalah karena al-Biruni seorang
observer partisipan yang luas tentang masyarakat “asing” dan berupaya
mempelajari naskah primer dan pembahasannya beliau juga ahli matematika,
astronomi, dan sejarah. Al-Baruni menulis buku kitab al-Hind atau tahqiq ma
al-hind, kitab al-saidina yang berisi sejumlah informasi mengenai pengobatan
pada waktu itu.
j.
Ilmu astronomi : Umar Khayyam adalah
ahli astronomi, pedoktrinan, fisika dan sebagaian besar karyanya dalam bidang
matematika, akan tetapi, beliau lebih dukenal sebagai penyair dan sufi. Beliau
adalah penemju koeefesien-koefesien binominal dan memecahkan permasalahan-
permasalahan kubus. dan ilmu-ilmu
lain.
k. Arsitektur :
ü
bangunan masjid yg indah dan megah (Masjid Raya Kordova (786 M),
Masjid Ibnu Taulon di Kairo (876 M)
ü
Bangunan istana: Istana Qarruzzabad di Baghdad, Istana di kota
Samarra, Istana Al Hamra di Kordova, . Istana Al Cazar, dan lain-lain
(Ma’ruf,1996:39-40).
ü
Menara Spiral di Samara yg dibangun oleh Khalifah al-Mutawakkil
ü
Bangunan-bangunan sekolah
ü
Majlis Muhadharah
ü
Darul Hikmah
4). Dakwah dalam Bidang Ekonomi
Ekonomi berpusat pada perdagangan dunia (Basrah, Iraq) dan
(Siraf, Pesisir Laut Persia). Kemudian bergeser ke Kairo. Dan Baghdad sebagai
jantung pemerintahan juga menjadi penopang kegiatan perdagangan.
a.
Pertanian, sistem irigasi modern dgn memanfaatkan Sungai Eufrat dan Tigris, Khalifah membela dan menghormati kaum tani, bahkan meringankan
pajak hasil bumi mereka, dan ada beberapa yang dihapuskan sama sekali.
b.
Perindustrian, Khalifah menganjurkan untuk beramai-ramai membangun
berbagai industri, sehingga terkenallah beberapa kota dan industri-industrinya
yang salah satunya industri kertas.
c.
Perdagangan, Segala usaha
ditempuh untuk memajukan perdagangan seperti:
Membangun sumur dan tempat-tempat istirahat di jalan-jalan yang
dilewati kafilah dagang.
Membangun armada-armada dagang.
Membangun armada untuk melindungi partai-partai negara dari
serangan bajak laut.
Menggiatkan ekspor impor
Pada garis
besarya metode dakwah Daulah Bani Abbasiyah ini dibangun oleh dua kategori,
sebagaimana yang terjadi pada masa sebelumnya: Metode struktural dan kultural
dan metode sentralisikutasi dan desentralisasi (lebih kepada ilmu pengetahuan,
bebasnya ijtihadi).
Bisa
disimpulkan pula metode dakwahnya :
a.
Membangun jaringan di dalam maupun luar negeri
b.
Pembangunan sentra-sentra kajian dan pengembangan
keilmuan. Penerjemahan, pembangunan perpustakaan dan madrasah.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak Jaih, Sejarah Peradaban Islam, bandung; CV. Pustaka
Islamika, 2008.
Hasyimy, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta; Bulan Bintang, 1979.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam : Dirasah Islamiyah II (Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada, 1997)
Ahmad AL-Usairy, Sejarah Islam : Akbar Media, perum griya galaxy
126, september 2011.
Komentar
Posting Komentar