Bulan suci ramadhan dilihat dari kecamata BKI, bebrapa bentuk umat muslim dalam menyambut bulan suci ramadhan, keunggulan orang yang berpuasa diahadapan Allah swt, (Psikologi Motivasiku).
|
Bulan suci ramadhan dilihat dari kecamata BKI
· · ·
Keberkahan utntutkkk
uamt muslim tentunya sangat banayak yang hingga saat sekarang ini para
cendikiawan muslim belum mampu mendefinisikan keberkahannya secara 100%,
adapun keberkahan yang disebarluaskan selama ini lebih kepada halusianasi
para cendikiawan muslim terdahulu. Namun yang mampu mendefinisikan hanya
setiap person yang akan mengalami hal itu yang sifatnya lebih kepada intusi
dari Allah bagi yang menjalaninya.
Keutamaan bulan suci
Ramadhan jika dilihat dari kecamata BKI sangatlah banyak, seperti contohnya
meningkatnya ketaqwaan terhadap Allah SWT baik dalam menjaga perkataan
maupun perbuatan, secara sikologis mampu memperbaiki organ-organ tubuh yang
awalnya tidak normal sebagaimana yang diharapkan baik secara fisik maupun
psikis, memupuk rasa sosial antara sesama manusia.
|
A.
Ramadhan
Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang
penuh berkah. Dimana pada bulan suci ini
umat muslim dikhususkan untuk beribadah yang lebih giat lagi dari bulan-bulan sebelumnya.
Pada bulan ini banyak sekali pahala yang tidak bisa didapatkan selain di bualn
suci Ramadhan, hal ini Sebagaimana dalam hadis Rasulullah saw:
مَنْ صَامَ رَمَضان اِيْمَانًاوَاحْتِسَابًاغُفِرَلَهُ
مَاَتَقدَمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَاتَاَخَر
Artinya: "barang siapa yang berpuasa
pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah, akan
diampuni dosa-dosanya yang terdahulu" (HR. Ahmad dan Ashhabus Sunah).
Jadi tidak salah jika umat muslim yang akan
mengerti keunggulan dibulan suci Ramadhan mesti mereka tidak akan
menyia-nyiakannya kesempatan yang waktunya hanya sebulan dalam satu tahunnya.
Nmaun yang mengetahui keunggulan bulan suci Ramadhan belum secara universal dan
inilah yang disayangkan umat muslim diera moderen ini.
B.
Keragaman umat muslim dalam menyambut bulan suci Ramadhan
Bulan yang satu ini sudah tidak asing lagi
untuk didengar, bahkan untuk dirayakan oleh semua kalangan ummat muslim diseluruh
belahan dunia, akan tetapi dalam merayakan bulan yang satu ini tidak terlepas
dari berbagai uamt muslim yang menyambutnya secara berbeda-beda, diantaranya
ada yang merayakan sesuai dengan kaidah yang berlaku "ketika di bulan suci
ramadhan", ada juga yang merasa biasa saja akan tetapi ikut menjalankan ibadah
di bulan suci Ramadhan, ada juga tidak ikut menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan
akan tetapi ia ikut memeriahkannya, dan
yang trakhir tidak terpengaruhi sama sekali.
Ada
empat kategori umat muslim yang merayakan bulan suci Ramadhan: ia merayakan
kaidah-kaidah yang berlaku di bulan suci ramadhan, ada juga yang biasa saja
akan tetapi ikut serta menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan, ia tidak ikut ibadah akan tetapi
ikut memeriahkan bulan suci Ramadhan, dan yang terakhir tidak terpengaruhi
sama sekali.
|
Disamping yang merayakan dengan
sungguh-sungguh ada pula ummat muslim dalam merayakannya secara biasa-biasa
saja, dalam artian mereka hanya menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan, namun
perilaku sehara-harinya tidak berubah, kesehariannya itu tidak jauh berbeda dengan
bulan-bulan yang lainnya. Ummat muslim seperti ini sudah tidak lajim lagi dengan
keberadaannya dihadapan kita, karena kebiasaan seperti ini hampir 95% diseluruh
belahan dunia. Maka dari itu perlunya ada evaluasi yang lebih mendalam mengenai
eksistensi umat muslim saat sekarang ini.
Ada juga umat muslim yang tidak ikut serta
dalam ibadah di bulan suci Ramadhan, mereka hanya memeriahkan sebagaimana umat
muslim yang lainnya. Perihal seperti ini sudah menjadai buadaya yang sudah
berlaku secara turun temurun hingga sekarang.
Adapun kategori yang terakhir yaitu dengan
datangnya bulan suci Ramadhan ummat muslim yang satu ini tidak terpengaruhi
sama sekali, mereka merasa hal yang biasa-biasa saja. Merka ini dalam KTP
(Kartu Tanda Penduduk) tercantum Bergama islam, akan tetapi mereka ini tidak
menjalankan sebagaimana yang diajarkan dalam ajaran agama Islam. Ketika bulan
suci Ramadhan mereka tidak ikut serta dalam menyambut bahkan menjalankan ibadah puasa sebgaiaman uamt
muslim yang lainnya. Pada intinya anatara bulan suci ramadhan dan bulan yang
lain dihadapan mereka tidak ada bedanya sama sekali. Umat muslim seperti ini bagaikan
"ikhfa" (samar-samar) dan
sifat seperti ini perlunya direnopasi ke arah "idzhar" (jelas) dalam
artian ikhfa disini mereka belum ada kejelasan mengenai beragama, maka dari itu
perlunya ada kejelasan antara beragama atau tidaknya karena dikhawatirkan
mereka hanya sebatas nongkrong beragama atau hanya ingin mencari identitas
saja, karena paradigma saat sekarang ini hanya dijadikan begron saja
Dari keempat kategori ini manakah yang akan
kita pilih, namun tidak bisa dipungkiri umat muslim saat sekarang ini lebih
dominan pada kategori yang kedua karena pada dasarnya manusia itu sendiri
diciptakan oleh Allah SWT tempatnya kebenaran dan tempatnya kesalahan. Perlu kita sadari umat mulsim saat sekarang
ini mulai terkikis oleh budaya luar, sehingga dalam merayakan bahkan menjalankan
ibadah di bulan suci Ramadhan tidak ada bedanya dengan bulan-bulan yang lain yaitu
dengan diindikasikan moral kesehariannya belum mampu merubah kearah yang lebih
baik, apa lagi di era globalisasi ini uamt muslim dihadapkan kepada kehidupan
yang serba berbagai "instant" yang sifatnya lebih ke sekuler dan dari
sinilah jati diri manusia yang sebenarnya akan hilang secara begtiu saja.
Disamping itu umat muslim sekarang mudah ter "doktrin" oleh budaya
asing, sehingga dengan seiringnya waktu secara perlahan budaya lokal sedikit demi sedikit mulai terkikis
dengan kedatangannya budaya asing.
Untuk menghindari semua keburukan itu maka
disini para cendikiawan muslim perlunya update dengan segala perubahan jaman
yang kian semakin pesat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
kuntowijoyo dalam bukunya "filsafat ilmu" yaitu para cendikiawan
muslim diwajibkan untuk mempelajari strukturalisme transcendental. Dimana
strukturalisme transcendental ini suatu metode untuk menganalisa gejala sosial,
khususnya di Indonesia. Dengan bertujuan untuk menerapkan ajaran agama islam
yang terkandung dalam teks lama "al-Qur'an dan hadist" pada konteks
sosial pada masa kini tanpa merubah struktur islam itu sendiri, yang pada
akhirnya akan terealisasinya ilmuisasi profetik islam.
C. Keunggulan orang yang berpuasa
dihadapan Allah SWT
Orang yang ber pusa dihadapan Allah sungguh
amatlah mulia baik secara dzohir maupun batin. Orang yang berpuasa diberikan
keindahan sebagaimana hadis Rasulullah dalam kitab tanqihul kaul:
قال صل الله عليه وسلم َلخَلُوْفُ فَمِ
الصَّاِئِم اَطْيَبُ عِنْدَاللهِ مِنْ رِيْح اْلِمسْكِ
Artinya: sabda raulullah Saw sesungguhnya bau
mulutnya orang yang berpuasa itu disisi Allah lebih harum dari baunya kasturi.
Bahkan rasul Allah memberikan
sanjungan-sanjungan yang lainnya badi yang menjalankan ibadah puasa dibulan
ramadhan, sebagaimana yang terdapat dalam kita tanqihul kaul:
نَوْمُ الصَّاِئمِ عِبَادَةٌوَصُمْتُهُ
تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ
Artinya: sabda Rasulullah Saw tidurnya orang
yang berpuasa itu ibadah, diamnya itu baca tasbih, amalnya itu dilipat-lipat,
do'anya itu dikabulkan, dan dosanya itu dimaafkan.
Dari kedua hadis ini merupakan sebuah
penghargaan bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa dengan
sungguh-sungguh.
D. Di bulan suci Ramadhan semua
ahli kubur mendapatkan nikmat kubur
Di bulan penuh berkah ini Allah SWT menurunkan berbagai keberkahan
terutamanya untuk umat muslim. Disamping umat muslim yang masih hidup bulan ini
pula sangat ditunggu-tunggu oleh uamt muslim yang sudah Al-Marhum. Ketikan
tibanya bulan suci ramadhan semua ahli kubur mendapatkan nikmat kubur selama
bulan suci Ramadhan penuh kecuali selain muslim.
Sering orang berkata bahwa jika umat muslim meninggal dunia ketika
di bulan suci ramadhan sungguh mereka sangat beruntung karena mereka tidak
langsung dihisab, akan tetapi langsung mendaptkan nikmat kubur selama satu
bulan pebuh. Bahkan sering dilontarkan oleh para ulama ketika berceramah bahwa
orang muslim yang sudah meninggal sangat menunggu-nunggu dengan kedatangan
bulan suci ramadhan, berbeda halnya dengan manusia yang masih hidup banyak
sekali berbagai ragam dalam menyambutnya, sebagaimana yang empat kategori tadi
pada bagian awal.
|
|
Komentar
Posting Komentar