Bulan suci ramadhan dilihat dari kecamata BKI, bebrapa bentuk umat muslim dalam menyambut bulan suci ramadhan, keunggulan orang yang berpuasa diahadapan Allah swt, (Psikologi Motivasiku).


    
    




[Yogi Abdul Aziz]
Yogiabdulaziz@gmail.com




Bulan suci ramadhan dilihat dari kecamata BKI

· · ·
 
Keberkahan utntutkkk uamt muslim tentunya sangat banayak yang hingga saat sekarang ini para cendikiawan muslim belum mampu mendefinisikan keberkahannya secara 100%, adapun keberkahan yang disebarluaskan selama ini lebih kepada halusianasi para cendikiawan muslim terdahulu. Namun yang mampu mendefinisikan hanya setiap person yang akan mengalami hal itu yang sifatnya lebih kepada intusi dari Allah bagi yang menjalaninya.
Keutamaan bulan suci Ramadhan jika dilihat dari kecamata BKI sangatlah banyak, seperti contohnya meningkatnya ketaqwaan terhadap Allah SWT baik dalam menjaga perkataan maupun perbuatan, secara sikologis mampu memperbaiki organ-organ tubuh yang awalnya tidak normal sebagaimana yang diharapkan baik secara fisik maupun psikis, memupuk rasa sosial antara sesama manusia.

A.   Ramadhan


Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah.  Dimana pada bulan suci ini umat muslim dikhususkan untuk beribadah yang lebih giat lagi dari bulan-bulan sebelumnya. Pada bulan ini banyak sekali pahala yang tidak bisa didapatkan selain di bualn suci Ramadhan, hal ini Sebagaimana dalam hadis Rasulullah saw:
مَنْ صَامَ رَمَضان اِيْمَانًاوَاحْتِسَابًاغُفِرَلَهُ مَاَتَقدَمَ مِنْ ذَنْبِهِ  وَمَاتَاَخَر
Artinya: "barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu" (HR. Ahmad dan Ashhabus Sunah).
Jadi tidak salah jika umat muslim yang akan mengerti keunggulan dibulan suci Ramadhan mesti mereka tidak akan menyia-nyiakannya kesempatan yang waktunya hanya sebulan dalam satu tahunnya. Nmaun yang mengetahui keunggulan bulan suci Ramadhan belum secara universal dan inilah yang disayangkan umat muslim diera moderen ini.

B.    Keragaman umat muslim dalam menyambut bulan suci Ramadhan
Bulan yang satu ini sudah tidak asing lagi untuk didengar, bahkan untuk dirayakan oleh semua kalangan ummat muslim diseluruh belahan dunia, akan tetapi dalam merayakan bulan yang satu ini tidak terlepas dari berbagai uamt muslim yang menyambutnya secara berbeda-beda, diantaranya ada yang merayakan sesuai dengan kaidah yang berlaku "ketika di bulan suci ramadhan", ada juga yang merasa biasa saja akan tetapi ikut menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan, ada juga tidak ikut menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan akan tetapi  ia ikut memeriahkannya, dan yang trakhir tidak terpengaruhi sama sekali.


Ada empat kategori umat muslim yang merayakan bulan suci Ramadhan: ia merayakan kaidah-kaidah yang berlaku di bulan suci ramadhan, ada juga yang biasa saja akan tetapi ikut serta menjalankan ibadah di bulan suci  Ramadhan, ia tidak ikut ibadah akan tetapi ikut memeriahkan bulan suci Ramadhan, dan yang terakhir tidak terpengaruhi sama sekali.

Tidak bisa dipungkiri jika ummat muslim merayakan iabadah dibulan suci Ramadhan sesuai dengan kaidah yang berlaku,  seperti bagaimana mereka cara berdadb-adaban  dalam berkonsultasi hingga mengajukan proposal permohonan kepada Allah SWT. Karena pada dasarnya di bulan ini merupakan sebuah keuntungan yang tidak ternilai dengan materi, maka dari itulah dianjurkannya untuk lebih memantapkan dalam beribadah kepada Allah SWT, akan tetapi umat muslim seperti ini sudah mulai terkikis oleh budaya asing yang perkembangannya semakin pesat, sehingga identitas muslim yang sebenarnya menjadi tersingkirkan oleh budaya asing.
Disamping yang merayakan dengan sungguh-sungguh ada pula ummat muslim dalam merayakannya secara biasa-biasa saja, dalam artian mereka hanya menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan, namun perilaku sehara-harinya tidak berubah, kesehariannya itu tidak jauh berbeda dengan bulan-bulan yang lainnya. Ummat muslim seperti ini sudah tidak lajim lagi dengan keberadaannya dihadapan kita, karena kebiasaan seperti ini hampir 95% diseluruh belahan dunia. Maka dari itu perlunya ada evaluasi yang lebih mendalam mengenai eksistensi umat muslim saat sekarang ini.
Ada juga umat muslim yang tidak ikut serta dalam ibadah di bulan suci Ramadhan, mereka hanya memeriahkan sebagaimana umat muslim yang lainnya. Perihal seperti ini sudah menjadai buadaya yang sudah berlaku secara turun temurun hingga sekarang.
Adapun kategori yang terakhir yaitu dengan datangnya bulan suci Ramadhan ummat muslim yang satu ini tidak terpengaruhi sama sekali, mereka merasa hal yang biasa-biasa saja. Merka ini dalam KTP (Kartu Tanda Penduduk) tercantum Bergama islam, akan tetapi mereka ini tidak menjalankan sebagaimana yang diajarkan dalam ajaran agama Islam. Ketika bulan suci Ramadhan mereka tidak ikut serta dalam menyambut bahkan  menjalankan ibadah puasa sebgaiaman uamt muslim yang lainnya. Pada intinya anatara bulan suci ramadhan dan bulan yang lain dihadapan mereka tidak ada bedanya sama sekali. Umat muslim seperti ini bagaikan  "ikhfa" (samar-samar) dan sifat seperti ini perlunya direnopasi ke arah "idzhar" (jelas) dalam artian ikhfa disini mereka belum ada kejelasan mengenai beragama, maka dari itu perlunya ada kejelasan antara beragama atau tidaknya karena dikhawatirkan mereka hanya sebatas nongkrong beragama atau hanya ingin mencari identitas saja, karena paradigma saat sekarang ini hanya dijadikan begron saja
Dari keempat kategori ini manakah yang akan kita pilih, namun tidak bisa dipungkiri umat muslim saat sekarang ini lebih dominan pada kategori yang kedua karena pada dasarnya manusia itu sendiri diciptakan oleh Allah SWT tempatnya kebenaran dan tempatnya kesalahan.  Perlu kita sadari umat mulsim saat sekarang ini mulai terkikis oleh budaya luar, sehingga dalam merayakan bahkan menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan tidak ada bedanya dengan bulan-bulan yang lain yaitu dengan diindikasikan moral kesehariannya belum mampu merubah kearah yang lebih baik, apa lagi di era globalisasi ini uamt muslim dihadapkan kepada kehidupan yang serba berbagai "instant" yang sifatnya lebih ke sekuler dan dari sinilah jati diri manusia yang sebenarnya akan hilang secara begtiu saja. Disamping itu umat muslim sekarang mudah ter "doktrin" oleh budaya asing, sehingga dengan seiringnya waktu secara perlahan  budaya lokal sedikit demi sedikit mulai terkikis dengan kedatangannya budaya asing.
Untuk menghindari semua keburukan itu maka disini para cendikiawan muslim perlunya update dengan segala perubahan jaman yang kian semakin pesat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh kuntowijoyo dalam bukunya "filsafat ilmu" yaitu para cendikiawan muslim diwajibkan untuk mempelajari strukturalisme transcendental. Dimana strukturalisme transcendental ini suatu metode untuk menganalisa gejala sosial, khususnya di Indonesia. Dengan bertujuan untuk menerapkan ajaran agama islam yang terkandung dalam teks lama "al-Qur'an dan hadist" pada konteks sosial pada masa kini tanpa merubah struktur islam itu sendiri, yang pada akhirnya akan terealisasinya ilmuisasi profetik islam.

C.  Keunggulan orang yang berpuasa dihadapan Allah SWT
Orang yang ber pusa dihadapan Allah sungguh amatlah mulia baik secara dzohir maupun batin. Orang yang berpuasa diberikan keindahan sebagaimana hadis Rasulullah dalam kitab tanqihul kaul:
قال صل الله عليه وسلم َلخَلُوْفُ فَمِ الصَّاِئِم اَطْيَبُ عِنْدَاللهِ مِنْ رِيْح اْلِمسْكِ
Artinya: sabda raulullah Saw sesungguhnya bau mulutnya orang yang berpuasa itu disisi Allah lebih harum dari baunya kasturi.
Bahkan rasul Allah memberikan sanjungan-sanjungan yang lainnya badi yang menjalankan ibadah puasa dibulan ramadhan, sebagaimana yang terdapat dalam kita tanqihul kaul:
نَوْمُ الصَّاِئمِ عِبَادَةٌوَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ
Artinya: sabda Rasulullah Saw tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya itu baca tasbih, amalnya itu dilipat-lipat, do'anya itu dikabulkan, dan dosanya itu dimaafkan.
Dari kedua hadis ini merupakan sebuah penghargaan bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa dengan sungguh-sungguh.

D.   Di bulan suci  Ramadhan semua ahli kubur mendapatkan nikmat kubur
Di bulan penuh berkah ini Allah SWT menurunkan berbagai keberkahan terutamanya untuk umat muslim. Disamping umat muslim yang masih hidup bulan ini pula sangat ditunggu-tunggu oleh uamt muslim yang sudah Al-Marhum. Ketikan tibanya bulan suci ramadhan semua ahli kubur mendapatkan nikmat kubur selama bulan suci Ramadhan penuh kecuali selain muslim.
Sering orang berkata bahwa jika umat muslim meninggal dunia ketika di bulan suci ramadhan sungguh mereka sangat beruntung karena mereka tidak langsung dihisab, akan tetapi langsung mendaptkan nikmat kubur selama satu bulan pebuh. Bahkan sering dilontarkan oleh para ulama ketika berceramah bahwa orang muslim yang sudah meninggal sangat menunggu-nunggu dengan kedatangan bulan suci ramadhan, berbeda halnya dengan manusia yang masih hidup banyak sekali berbagai ragam dalam menyambutnya, sebagaimana yang empat kategori tadi pada bagian awal.













Komentar